Suatu hari, saat stase poli Reumatologi, saya dkk dipanggil untuk melakukan pemeriksaan fisik pada kedua tangan seorang pasien. Tanpa tahu anamnesisnya, saya refleks mengrenyitkan dahi.
Pasien itu seorang wanita usia 30an tahun. Tangannya (termasuk buku jarinya) terlihat bengkak. Ujung-ujung jarinya terlihat meruncing dan pucat.
Perbandingan kuku dan jari nampak lebih kecil dibandingkan kuku saya. jaringan parut pada jari-jari tangan (finger pad) terutama pada ujung-ujung jari tangan menghilang. Rajah tangan (palmar crest) tampak lebih jelas. Tidak terlihat merah, pembengkakan sendi, dan deformitas tulang.
Kulit teraba menebal dan tidak elastis. Tidak teraba hangat. Jari-jari bebas gerak ke segala arah namun terlihat kaku tanpa nyeri. Saat diminta menggenggam telunjuk, pasien tidak dapat menggenggam erat dan terlihat sulit melakukannya karena kaku.
Konsulen (K): Apa diagnosis pasien ini?
Saya (I): Saya diam.
K: Pernah lihat pasien systemic sclerosis?
I: Belum, dok.
K: Ini pasiennya.
I: Oh *manggut-manggut
K: Ada berapa tipe systemic sclerosis?
I: Belum baca, dok. *jeder
K: Baca ya
I: *Manggut-manggut lagi
Yay, kirain bakal kena marah. Alhamdulillah belajar hal baru lagi. Kalau hanya lihat gambar saya tidak bisa menulis deskripsi seperti itu. Seperti biasa, karena gambar hanya 2 dimensi. Lain lagi sensasinya ketika langsung melihat, menggenggam dan menggerakkan tangan pasien. Sampai ber-ohhh panjang (dalam hati tapinya).
Mari belajar lagi.. :)
Sirah Camp Runa
2 months ago
1 komentar:
maju terus pantang mundur!!!
Post a Comment