"..Bukan ku tak pernah berterus terang..
bukan ku tak mempercayaimu..
namun sebelum ku berganti rupa.."
Rrr..
Tiba-tiba keingetan OST Sailormoon. Film kartun tentang pahlawan wanita yang termasuk rajin saya tonton setiap pekan jaman dulu sekali. Pemeran utamanya Tsukino Usagi. wew.. ternyata yang beginian masih bisa inget ya..padahal dah berapa belas tahun yang lalu, waktu harga komik berwarna masih beberapa ribu perak, waktu majalah bobo yang saya beli ga sampai 500 perak--sekarang hampir 10 ribu (update mode: on)--tapi Sailormoon tetap melegenda. Apalagi sang Tuxedo Bertopeng yang sangat "misterius" (haha)
Kisahnya, ah bukan kisah di komiknya yang membuat saya tertarik, tapi sang pembuat komik alias komikus. By the way teman2, pernah coba bikin komik? Bagi yang tidak terbiasa, seperti saya yang waktu itu bersemangat ngomik, membuat beberapa panel saja itu ternyata tidak mudah. Sebelum menggambar ada hal2 yang harus dilakukan, salah satunya mengumpulkan IDE dan menciptakan karakter (yang ini lebih sulit, apalagi kalau komikus-nya ga berkarakter. Wah, mau dibawa kemana...)
Kembali kepada pembuat komik--Sailormoon salah satunya--yang sangat visioner dan melihat jauh ke depan, menembus sekat-sekat dimensi, berani bermimpi dan berimajinasi berBEDA dari orang lain. Tentang kerajaan di bulan, tentang kekuatan2 luar biasa, tentang perubahan wujud manusia, dan lain sebagainya, mungkin bukan hal baru, mungkin bukan cerita dan romansa aliran baru, tapi intinya adalah berpikir BEDA dan berani MENUNJUKKAN pikirannya itulah yg saya pelajari. Ide sudah didapat, tapi kadang banyak tersendat dan mandek lalu berakhir pada kesia-siaan. Ide dilanjutkan dengan menjadi buah-buah pekerjaan itu lebih baik dari pada ditumpuk diujung dendrit. Tapi yang lebih baik adalah menuntaskan ide itu sampai apa yang terpikir benar2 mewujud.
PEKERJAAN BESAR!
Hal-hal yg nampak sepele seperti membuat komik ternyata memerlukan daya juang dan banyak analisis. Kumpulan gambar bernama komik yang bisa habis dalam waktu belasan menit ternyata perlu waktu berbulan2 untuk menyelesaikannya. Dan itu baru KOMIK, lalu bagaimana dengan hal-hal yang-tidak-sepele? Tentu perlu daya juang, ide kreatif, analisis, dan pikiran2 yg lebih luar biasa dibandingkan membuat komik. Tapi, bagi saya justru hal-hal besar yang bisa dinikmati dengan ringan itu yang menjadi daya tarik tersendiri. Tidak perlu semua orang tahu serumit apa sel2 saraf kita menghantarkan impuls, namun sajikan semua itu sesederhana mungkin.
Belajar dari komikus, maka membaca komik bukan sekedar senyam senyum dan ber-ha-ha-hi-hi.
"..dengan bermandi cahaya bulan
yang cemerlang di malam yang terang
memang telah lama kurasakan
ingin menolong yang lemah.."
Sirah Camp Runa
3 months ago
0 komentar:
Post a Comment