Dear Parents…
Tahukah Anda, bahwa anak laki-laki yang belum baligh dijadikan sasaran tembak bisnis pornografi internasional? Mengapa demikian? Karena anak laki-laki cenderung
menggunakan otak kiri dan alat kemaluannya berada di luar. Di berbagai media (Komik, Games, PS, Internet, VCD, HP), mereka menampilkan gambar-gambar yang mengandung materi pornografi, melalui tampilan yang dekat dan akrab dengan dunia anak-anak. Dengan berbagai rangsangan yang cukup banyak dari media-
media tersebut, dan asupan gizi yang diterima anak-anak dari makanannya, hormon testosterone di dalam tubuh bergerak 20 kali lebih cepat. Sehingga, testis mulai memproduksi sperma. Dan kantung sperma menjadi penuh. Karena itu, anak laki-laki kita dengan mudahnya mengeluarkan mani lebih cepat dari yang lainnya dan kadang-kadang, dengan banyaknya ‘rangsangan’ dari berbagai media tersebut, mereka tidak perlu dengan bermimpi!
Dear Parents…
Menyiapkan anak kita memasuki masa baligh adalah tantangan besar bagi kita sebagai orangtua. Kelihatannya sepele, namun sangat penting bagi mereka untuk mengetahui seputar masa baligh agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang memiliki seksualitas yang sehat, lurus dan benar. Memang banyak kendala yang kita hadapi: tabu & saru, bagaimana harus memulainya, kapan waktu yang tepat untuk memulai, sejauh mana yang harus kita bicarakan, dan lain-lain. Memang tidak mudah untuk mendobrak kendala-kendala tersebut, namun jika kita tidak melakukannya sejak dini, bisa jadi
mereka mendapatkan informasi-informasi yang salah dari sumber yang tidak jelas.
Jadi, salah satu kewajiban orang tua adalah menyiapkan putra/putrinya memasuki masa puber/baligh. Biasanya anak perempuan yang lebih sering dipersiapkan untuk memasuki masa menstruasi. Jarang, para ayah yang menyiapkan anak laki-lakinya menghadapi mimpi basah. Ini adalahtanggung jawab Ayah untuk membicarakannya kepada mereka.
Mengapa harus ayah? Karena anak laki-laki yang berusia di atas 7 tahun, butuh waktu yang lebih banyak dengan ayahnya,dari pada dengan ibunya. Dan jika bicara seputar mimpi basah,ibu tentu tidak terlalu menguasai hal-hal seputar mimpi basah dan tidak pernah mengalaminya bukan? Namun, bila karena satu hal, ayah tak sempat dan tidak punya waktu untuk itu, ibu-lah yang harus mengambil tanggung jawab ini.
Tips Menyiapkan Anak Laki-laki Menghadapi Mimpi Basah
Untuk pertama kali, kita akan membicarakan tentang apa itu mimpi basah, dan bedanya mani dengan madzi, dan apa yang harus dilakukan jika keluar cairan tersebut. Agar anak bisa membedakan antara mani dengan madzi, persiapkan terlebih dahulu alat-alatnya:
- Untuk mani: Aduk kanji/tepung sagu dengan air, jangan terlalu
encer, hingga masih ada butir-butir kecilnya. Beri sedikit bubuk
kunyit, hingga menjadi agak kuning.Taruh di wadah/botol.
- Untuk madzi: Beli lem khusus, seperti lem UHU.
Berikutnya siapkan waktu khusus dengan anak untuk membicarakannya. Apa saja yang harus disampaikan:
- Pertama, sampaikan kepada mereka bahwa saat ini mereka telah tumbuh berkembang menjadi remaja, dengan adanya perubahan-perubahan pada fisik
mereka. Dan sebentar lagi mereka akan memasuki masa puber /baligh.
Contoh : “Nak.. ayah lihat kamu sudah semakin besar saja ya. Tuh coba lihat tungkai kakimu sudah semakin panjang, suaramu sudah agak berat. Waah..anak ayah sudah mau jadi remaja nih. Nah, ayah mau bicarain sama kamu tentang hal penting menjelang seorang anak menjadi remaja atau istilahnya ia memasuki masa puber / baligh”
- Di awal, mungkin mereka akan
merasa jengah dan malu.Namun, yakinkan kepada mereka,bahwa membicarakan masalah tersebut merupakan tanggung jawab kita sebagai orang tua, yang nanti akan ditanyakan oleh Allah di akhirat.
- Ketika berbicara dengan anak laki-laki yang belum baligh, gunakan the power of touch. Sentuh bahu atau kepala mereka. Hal ini telah dicontohkan oleh Rosulullah Muhammad yang sering mengusap bahu atau kepala anak laki-laki yang belum baligh.
Hal ini dapat menumbuhkan keakraban antara ayah dengan anak. Jika sudah baligh, mereka tidak akan mau kita sentuh.
- Gunakan juga jangkar emosi (panggilan khusus, yang bisa mendekatkan hubungan kita dengan anak), misalnya: nak, buah hati papa, jagoan ayah, dan lain-lain.
- Sampaikan kepada anak kita:
Tentang mimpi basah & mani. Bahwa karena ia telah memiliki
tanda-tanda / ciri-ciri memasuki masa puber, maka pada suatu malam nanti, ia akan mengalami mimpi sedang bermesraan dengan perempuan yang dikenal
ataupun tidak dikenal. Dan pada saat terbangun, ia akan mendapatkan cairan yang disebut mani. (Kita beri tahukan kepada mereka contoh cairannya, yaitu cairan tepung kanji yang telah kita persiapkan). Peristiwa itu disebut mimpi basah.
• Jika seorang anak laki-laki telah mengalami mimpi basah,
tandanya ia sudah menjadi seorang remaja / dewasa muda. Dan mulai saat itu, ia sudah bertanggung jawab kepada Tuhan atas segala perbuatan yang ia lakukan, baik berupa kebaikan maupun keburukan. Pahala dan dosa atas perbuatannya itu akan menjadi tanggungannya. Dalam agama Islam, ia disebut sudah mukallaf.
• Beritahukan kewajiban yang harus dilakukan setelah mengalami
mimpi basah (sesuai dengan ajaran agama masing-masing). Dalam
Islam, orang yang mimpi basah diwajibkan untuk mandi besar/mandi junub, yaitu :
1. Bersihkan kemaluan dari cairan
sperma yang masih menempel.
2. Cuci kedua tangan.
3. Berniat untuk bersuci ("Aku berniat mensucikan diri dari
hadats besar karena Allah"). Minta ia untuk melafalkannya.
4. Berwudhu.
5. Mandi, minimal menyiram air ke
bagian tubuh sebelah kanan tiga kali, dan ke bagian sebelah kiri
sebanyak tiga kali, hingga
seluruh anggota tubuh terkena air.
6. Cuci kaki sebanyak tiga kali.
• Setelah kita terangkan, minta kepadanya untuk mengulangi apa yang telah kita sampaikan Tentang madzi Jika ia melihat hal-hal / gambar-gambar yang tidak pantas dilihat oleh anak (gambar yang tak senonoh),maka bisa jadi, ia akan
mengeluarkan cairan yang disebut madzi. (Kita beri tahukan
kepada mereka contoh cairannya, yaitu lem UHU).
• Cara membersihkannya cukup dengan: mencuci kemaluan, mencuci tangan lalu berwudhu.
• Ingatkan kepadanya, jika ia tidak melakukannya, ia tidak bisa
sholat dan tidak bisa membaca Al-Qur’an.
• Setelah kita terangkan, minta kepadanya untuk mengulangi apa yang telah kita sampaikan.
Hal penting yang harus kita ingat sebelum membicarakan masalah ini kepada anak adalah kita berlatih dahulu bagaimana cara menyampaikannya. Mengapa ? Agar komunikasi yang akan kita lakukan tidak tegang, dan berjalan dengan hangat. Agar anak merasa nyaman dan ia dapat menerima pesan yang kita sampaikan dengan baik.
Selamat mencoba …
Sumber: Penulis: Elly Risman Ykbh
Please Like and Share
0 komentar:
Post a Comment