*Intan Risna/ Tropmed 7/ Case 8
S K A B I E S
Skabies sering juga disebut penyakit kulit berupa budukan atau kudis
Transmisi
Penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi.
Etiologi dan Patogenesis
Skabies disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap kutu Sarcoptes scabiei var
hominis dan tinjanya pada kulit manusia.
Sarcoptes scabiei:
gbr. 1 Sarcoptes scabiei
- kutu yang transparan, berbentuk oval, pungggungnya cembung, perutnya rata dan tidak
- bermata.
- Diameternya sekitar 0.3 mm
- memiliki 4 pasang kaki.
- tidak dapat terbang ataupun meloncat
- siklus hidup 30 hari
Jumlah kutu yg terdapat pada inang biasanya kurang dari 20 ekor, kecuali pada "crusted scabies" yg bisa mencapai lebih dari 1 juta ekor. Di luar tubuh manusia, kutu skabies bisa bertahan hidup selama 3 hari.
Skabies hanya dapat diberantas dengan memutus rantai penularan dan
memberi obat yang tepat.
Gambaran klinik
Gatal-gatal dan kemerahan dapat terjadi 6-8 minggu setelah kutu menginfeksi. Lesi yg timbul dapat berupa nodul atau papula yg merah, bersisik, timbul krusta (ekskoriasi) pada sela-sela jari, pinggir jari, pergelangan tangan dan pinggir telapak tangan, siku, ketiak, skrotum, penis, labia dan areola pada wanita.
gbr.2 Terowongan di sela-sela jari
gbr. 3 terowongan di lateral palmar
Erupsi eritema difus pada tubuh dapat terjadi akibat reaksi hipersensitivitas terhadap antigen kutu.
Penyakit skabies memiliki 4 gejala klinis utama (gejala kardinal/ cardinal sign),yaitu:
1. Pruritus nokturna
atau rasa gatal di malam hari, yang disebabkan aktivitas
kutu yang lebih tinggi dalam suhu lembab. Rasa gatal dan kemerahan diperkirakan timbul akibat sensitisasi oleh kutu.
2. Penyakit ini dapat menyerang manusia secara kelompok.
Mereka yang tinggal di asrama, barak-barak tentara, pesantren maupun panti asuhan berpeluang
lebih besar terkena penyakit ini. Penyakit ini amat mudah menular melalui
pemakaian handuk, baju maupun seprai secara bersama-sama. Skabies mudah
menyerang daerah yang tingkat kebersihan diri dan lingkungan masyarakatnya
rendah.
3. Adanya lesi kulit yg khas, berupa papula, vesikel pada kulit atau terowongan-terowongan di bawah lapisan kulit (kanalikuli) yang
berbentuk lurus atau berkelok-kelok berukuran 1-10 mm. Jika terjadi infeksi skunder oleh bakteri,
maka akan timbul gambaran pustul (bisul kecil). Kanalikuli ini berada pada
daerah lipatan kulit yang tipis, seperti sela-sela jari tangan, daerah sekitar
kemaluan, wajah dan kulit kepala (pada anak), siku bagian luar, kulit sekitar payudara, bokong dan
perut bagian bawah.
4. Pemeriksaan kerokan kulit secara mikroskopis positif adanya kutu, telur atau skibala (butiran feses).
Pada "crusted scabies" terdapat lesi berupa plak hiperkeratotik tersebar di telapak tangan dan kaki disertai penebalan dan distrofi kuku jari tangan dan kaki. Pruritus (gatal) bervariasi bahkan hilang sama sekali pada keadaan ini.
gbr. 4 Crusted Scabies. Plak hiperkeratotik dengan ribuan kutu hidup didalamnya.
Diagnosis
Ditegakkan dari anamnesis, manifestasi klinik dan pemeriksaan penunjang
Ditemukan 2 atau lebih dari 4 gejala kardinal (+) atau
ditemukan gejala kardinal no.4 (+)
gbr. 5 Kutu Skabies betina (dengan telur), telur (abu2), dan skibala
Diagnosis Banding
- Dermatitis atopik
- Reaksi terhadap gigitan serangga
- Dermatitis kontak
- Dermatitis herpetiformis
- Eksim dishidrotik
- Psoriasis
- Bullous pemphigoid
- Drug eruption
Penatalaksanaan Pengobatan
Farmakologis
Pengobatan penyakit ini menggunakan obat-obatan berbentuk krim atau salep
yang dioleskan pada bagian kulit yang terinfeksi. Banyak sekali obat-obatan yang
tersedia di pasaran. Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain;
tidak berbau, efektif terhadap semua stadium kutu (telur, larva maupun kutu
dewasa), tidak menimbulkan iritasi kulit, juga mudah diperoleh dan murah harganya.
Sistemik
- Antihistamin klasik sedatif ringan untuk mengurangi gatal, misalnya
klorfeniramin maleat 0.34 mg/kg BB 3 x sehari.
- Antibiotik bila ditemukan infeksi sekunder misalnya ampisilin, amoksisilin,
eritromisin.
Topikal
- Obatan-obatan yang dapat digunakan antara lain:
1. Salep 2 – 4, biasanya dalam bentuk salep atau krim.
Kekurangannya, obat ini menimbulkan bau tak sedap (belerang), mengotori
pakaian, tidak efektif membunuh stadium telur, dan penggunaannya harus
lebih dari 3 hari berturut-turut.
2. Emulsi benzil-benzoas 20 – 25%, efektif terhadap semua stadium, diberikan
setiap malam selama 3 hari berturut-turut. Kekurangannya, dapat
menimbulkan iritasi kulit.
3. Gamexan 1%, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua
stadium kutu, mudah digunakan, serta jarang menimbulkan iritasi kulit.
Namun obat ini tidak dianjurkan bagi wanita hamil, maupun anak
dibawah usia 6 tahun, karena bersifat toksik terhadap susunan saraf
pusat. Pemakaiannya cukup satu kali dioleskan seluruh tubuh. Dapat
diulang satu minggu kemudian bila belum sembuh.
4. Krotamiton 10%, termasuk obat pilihan karena selain memiliki efek antiskabies,
juga bersifat anti gatal.
5. Permetrin HCl 5%, efektifitasnya seperti Gamexan, namun tidak terlalu
toksik. Penggunaannya cukup sekali, namun harganya relatif mahal.
Non-farmakologis (+ Pencegahan)
- Selain menggunakan obat-obatan, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan
adalah upaya peningkatan kebersihan diri dan lingkungan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara:
1. Mencuci bersih (dry cleaned) atau merebus
dengan air panas handuk, seprai maupun baju penderita skabies (yg dipakai dalam 5 hari terakhir), kemudian menjemurnya hingga kering (washed and dried in hot cycle).
Menghilangkan faktor predisposisi, antara lain dengan penyluhan
mengenai higiene perorangan dan lingkungan.
2. Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.
3. Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi
untuk memutuskan rantai penularan. Hewan peliharaan tidak perlu diobati karena kutu skabies tidak hidup disana.
tabel Treatment for Scabies
Pemantauan
Dianjurkan kontrol 1 minggu kemudian, bila ada lesi baru obat topikal dapat
diulang kembali.
Referensi:
1. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine.Scabies, Other Mites and Pediculosis.7th Ed.Chapter 208.
2. Slide Introduction Skill's Lab. Scabies. 26-April-2010
3. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007.Skabies.Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007.
11 komentar:
wah bagus teh.. bisa jadi referensi untuk buat draft soca tahun depan..^^
boleh..mangga dimanfaatkan seluas-luasnya Nesta ^^
gan.... ge kena" nih....
yg mau w tanyakan... merk dagang dari obat yang anda sebutkan diatas....
terima kasih....
Nehan: zat yang biasa digunakan Permetrin,merknya Scabimite (salep)
makasih infonya, sangat bermanfaat.
ane jg lg kena gatal2 ini gan. td periksa ke dokter dikasi salep SCABIMITE, cm harganya mahal...
tolong dong intan kasih tau lagi obat selain scabimite buat mengobati scabies...merknya apa saja. Tolong ya, anak saya terkena scabies.
selain scabimite, apa saja intan merk obhat lain buat mengobati scabies...
Cara pakai keseluruh tubuh itu apa termasuk wajah?
@Abiyyu: salep 2-4. ada ditulisan saya di atas ya. bisa ditanyakan langsung ke apotek untuk merk
@mamen: wajah ngga termasuk ya. oles mulai dari belakang telinga dan leher (batas rambut)
mf mb mau tnya..anak sy kan udh pke slap 24 tapi gk mempan jg..kira2 salep ap yg ccok mngobati anak saya cowok usia 2 tahun?
Kalo untuk wanita hamil yang paling aman obat yang mana mba? makasih infonya.
Post a Comment