*dari skripsi saya bagian THT-KL FK Unpad
Bunyi atau sound (suara) adalah bentuk gelombang energi yang timbul akibat adanya getaran partikel-partikel yang saling beradu. Dalam perambatannya, bunyi memerlukan media sehingga dapat menimbulkan sensasi dengar.
Intensitas bunyi terendah yang masih terdengar oleh telinga pada setiap frekuensi disebut ambang dengar (treshold hearing level). Ambang dengar ini dibandingkan dengan garis 0 yang merupakan ambang dengar rata-rata dewasa muda dengan pendengaran normal.
Frekuensi adalah jumlah perputaran partikel per detik (cycle per second). Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz). Frekuensi menentukan tinggi dan rendahnya nada (pitch). Frekuensi yang dapat didengar manusia adalah antara 18 Hz-20.000 Hz, sedangkan yang umumnya diukur pada pemeriksaan audiometri antara 250 Hz sampai 8000 Hz. Frekuensi bicara terdapat pada rentang 500 sampai 2000 Hz.
Intensitas adalah jumlah energi suara terhadap suatu media per satuan waktu. Intensitas menentukan keras dan lemahnya bunyi (loudness). Satuan intensitas dapat dinyatakan dengan dyne/cm2 (mikrobar/µb). Batas pendengaran manusia adalah antara 0,0002 sampai 200 µb. Intensitas bunyi lebih umum dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Ambang pendengaran manusia pada 1000 Hz sama dengan 0,0002µb dan sesuai dengan 0 (nol) dB.
Pada frekuensi 500, 1000, dan 2000 Hz, nilai ambang dengar dirata-ratakan yang disebut dengan pure tone average (PTA). Ketiga frekuensi tersebut adalah rentang frekuensi percakapan sehari-hari. Dengan mengetahui rata-rata intensitas pendengaran pada ketiga nada bicara ini maka dapat diketahui pula seberapa besar ketidakmampuan pendengaran penderita dalam kehidupan sosialnya di masyarakat.
Tabel Klasifikasi Derajat Gangguan Dengar Menurut International Standard Organization (ISO)
Derajat Pendengaran | Gangguan Pendengaran |
Normal | 0 sampai 25 dB |
Gangguan dengar ringan | 26 sampai 40 dB |
Gangguan dengar sedang | 41 sampai 60 dB |
Gangguan dengar berat | 61 sampai 90 dB |
Tuli sangat berat | Lebih dari 90 dB |
Pada Tabel dapat diketahui derajat gangguan pendengaran mulai dari normal sampai tuli sangat berat. Pembuatan klasifikasi derajat gangguan tersebut berdasarkan PTA.