Saturday, September 11, 2010

Susaaaaah...

بسم الله الرحمن الرحيم
*sebagai pengingat diri ini yg telah lalai menjaga segumpal dagingmu. Semoga Allah menetapkan qalbu kita untuk istiqamah di jalanNya, di jalan para pejuang meski ranah kita berbeda.

Konon, sesuatu milik orang lain akan lebih kita jaga dari pada sesuatu milik kita sendiri.
Jaket yg kita pinjam akan kita jaga sebaik mungkin. Bahkan sesudah meminjam pun akan diusahakan untuk dicuci bersih sebelum dikembalikan. 

Sama halnya dengan HATI. Saat teman2 kita mempercayakan hatinya untuk kita yang paling susah adalah menjaganya. Menjaga agar tidak meradang, agar tidak membesar, tidak pula mengeras.

Sekarang, saya bicara cinta. Ternyata susah menjaga hati agar tetap berfungsi normal. Susaaaaah sekali menjaga perasaan orang lain agar tetap "NORMAL". Siapa saya yg berani menjamin selama berinteraksi tidak akan terjadi apa-apa? Dan siapa anda yg berani menjamin perasaan saya tidak terjadi apa-apa?
Ditulisan galak saya sebelumnya, saya nyolot ke ikhwan. Karena memang faktanya tidak sedikit ikhwan yg ekstrovert seperti itu-- yang sedang atau akan kita temui di dunia nyata. Juga sebaliknya, tidak sedikit akhwat yg ekstrovert terhadap ikhwan--saya salah satunya ;)

Poinnya bukan sifat, tetapi sikap. Jangan berharap semua lelaki dan perempuan memiliki sifat yang sama. Itu sama saja meminta Allah merekayasa ulang penciptaan manusia. Syukuri keindahan dan keberagaman ini, maka jiwa-jiwa kita akan semakin kaya dan kreatif dalam bertindak, tho.
Shibghatallah..maka celup warna mana yg lebih baik dari celupan warna Allah? 

Dua hal yg saya cemaskan selama ini: sikap saya yg terlalu cuek dan sikap saya yg terlalu baik. Saya tidak ingin repot-repot memikirkan sifat & sikap lelaki yg bertebaran di luar sana. Saya tidak ingin repot2 GR. Saya tidak ingin direpotkan dengan pujian2 yg bisa membuat hati melambung. Saya tidak peduli....
Ternyata belajar untuk tidak peduli bertahun2 membuahkan hasil, saya tidak mengerti isyarat apapun yg dilancarkan lelaki -_-ll. Saya akan bersikap baik, bila lelaki itu baik. Saya akan bersikap cuek bila lelaki itu cuek. Terserah lo deh.. guw ngikoodh aje.. 

Tapi, ternyata sikap ganda seperti itu menjadi bumerang. Saya yg ikut bersikap cuek kalau dicueki malah dianggap eksklusif, tak tersentuh, dan ngakhwat banget...padahal hanya tidak ingin mengganggu atau ikut campur.
Saya yg bersikap baik, cenderung lumer tp tetap beradab malah dianggap punya rasa...hadeeeh...
Cinta saya sudah dipencar, dari Sabang sampai Merauke, gan.
menunggu saat menyatu kembali oleh pemberani

Pusing..
Susahnya bersikap proporsional

5 komentar:

Anonymous said...

suka ma tulisan teteh yang ini...

sepertinya isi hati yang di luapkan ,,hehehe

Mel said...

waduuh tehh, mantaap !
mudah2an yg ngerasa baca yah :p

Intan said...

Che: teteh hny merasa ga pantas dicintai dan diperhatikan segitunya..>,<
Pengennya sm suami aja :)

Imel: hhe..iyaa..tp ada yg ngerasa ga yah :D
takutnya terlalu frontal

-Rumahnye Ni Aeni- said...

ntan,,lucu bacanya..hehehe.. ^_^v

ya klo mb ni sekarang kayaknya lebih baik mengeras daripada melumer,, klo mengeras gampang untuk dijadiin lumernya.. lah klo udah lumer gimana tuh klo jadi tambah lumer??? terserah apa kata orang, toh hati ini hanya ALLAH dan qt yang tau,, so kemabalikan kepada kita mau dibawa kemana hati kita.. HAYO SEMANGAT JADI AKHWAT RESISTEN...

Intan Risna said...

mb Ni, semangatnya luar biasa. Akhwat Resisten ky yg pernah kita bahas dulu. hhehe..

Post a Comment

Jadilah seperti bintang yang indah kemilau namun sulit untuk digapai. Seperti melati begitu lembut dan suci, seperti mawar yang indah namun memiliki duri untuk melindungi diri. Ukhty moga kita bisa menjadi muslimah yang begitu lembut, anggun begitu banyak yang menginginkan namun sulit dimiliki sembarang orang karena kita teguh terhadap Allah dan Rasul.
Click to view my Personality Profile page