Nama | Ny S |
Umur | 54 th |
Jenis Kelamin | Perempuan |
Pekerjaan | Ibu rumah tangga |
Alamat | Cicadas |
Tanggal Pemeriksaan | 6 Oktober 2010 |
Keluhan Utama | Selaput pada mata kanan |
Anamnesa Khusus | Sejak 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh timbul selaput pada mata kanan pasien secara perlahan-lahan. Keluhan semakin lama semakin membuat pasien merasa tidak nyaman berupa perasaan mengganjal di mata kanan saat pasien berkedip. Keluhan penglihatan menurun/ buram disangkal. Keluhan mata yang menjadi merah dan nyeri disangkal. Karena keluhannya pasien berobat sendiri dengan meneteskan Insto setiap pagi dan malam sebelum tidur namun tidak ada perbaikan. Pasien kemudiannya berobat ke Puskesmas Padasuka dan langsung dirujuk ke RS Mata Cicendo karena kekurangan fasilitas. Riwayat terpajan matahari dan debu setiap hari diakui pasien karena tinggal di daerah kumuh. Riwayat penyakit mata sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit diabetes, hipertensi dan penyakit sistemik lainnya disangkal oleh pasien. |
Pemeriksaan Fisik dilakukan dengan penlight dan Slit Lamp.
Dk/ Pterigium grade III OD
Pterigium
Definisi
Merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal ataupun konjungtiva yang meluas ke daerah kornea. Pterigium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea. Pterigium mudah radang dan bila terjadi iritasi, maka bagian pterigium akan berwarna merah. Pterigium dapat mengenai kedua mata.
Penyebab
Etiologinya tidak diketahui secara pasti. Diduga karena iritasi kronis akibat terpajan debu, cahaya sinar matahari dan udara panas. Pterigium juga diduga merupakan neoplasma, radang dan degenerasi
Tanda gejala
Pterigium dapat tidak menimbulkan keluhan. Bila ada keluhan dapat berupa:
- Mata iritatif
- Mata merah
- Gangguan penglihatan berupa astigmat
Pterigium dapat disertai dengan keratitis pungtata dan dellen (penipisan kornea akibat kering), dan garis besi (iron line) yang terletak di ujung pterigium.
Derajat pterygium
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia derajat pertumbuhan pterygium dibagi menjadi :
Derajat I : hanya terbatas pada limbus
Derajat II : sudah melewati limbus tetapi tidak melebihi dari 2 mm melewati kornea
Derajat III : jika telah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggir pupil mata dalam keadaan cahaya (pupil dalam keadaan normal sekitar 3-4 mm)
Derajat IV : jika pertumbuhan pterygium sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan.
Kriteria Oka:
Derajat I : Apeks mencapai pinggir kornea
Derajat II : Apeks terletak pada kornea antara pinggir kornea dengan bagian tengah jarak antar pupil-perikornea
Derajat III : Apeks terletak pada kornea melewati daerah pupil dengan bagian tengah jarak pupil-perikornea
Diagnosis banding
Pseudopterigium, pannus, kista dermoid
Penatalaksanaan
Pengobatan tidak diperlukan karena sering bersifat rekuren. Bila pterigium meradang dapat diberikan steroid atau suatu tetes mata dekongestan. Dapat dilakukan pembedahan bila terjadi gangguan penglihatan akibat terjadinya astigmat ireguler atau pterigium yang telah menutupi media penglihatan.
Terapi konservatif: lindungi mata dari sinar matahari, debu, dan udara kering dengan kacamata pelindung. Bila terdapat tanda radang beri air mata buatan bila perlu dapat diberi steroid. Bila terdapat dellen dapat diberi air mata buatan dalam bentuk salep. Bila diberi vasokonstriktor maka perlu kontrol dalam 2 minggu dan bila terdapat perbaikan pengobatan dihentikan.
0 komentar:
Post a Comment